MEMAHAMI KONSEP TA’LIM TARBIYAH DAN
TA’DIB
1. Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(QS.
Al 'Alaq: 1 - 5)
Pendidikan adalah usaha untuk membantu
atau menolong pengembangan manusia sebagai makhluk individu, sosial, makhluk
susila dan makhluk keagamaan.
Dalam Islam, pendidikan menjadi suatu
perhatian utama. Oleh karena itu wahyu yang pertama-tama diturunkan, mengandung
perintah membaca kepada Rasulallah SAW, seperti yang tertera dalam ayat 1 –
5 suratAl-alaq di atas: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-Mu yang
menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan
Tuhanmulah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan kalam. Dia
mengajarkan pada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Pengertian Ta’lim, Tarbiyah dan ta’dib
Ta’lim
Secara bahasa (etimologi), ta’lim merupakan bentuk
masdar dari kata ‘allama-yu’allimu-ta’liman, yang berarti pengajaran. Sedangkan
menurut istilah (terminologi) kata ta’lim adalah merujuk kepada pengajaran yang
bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan dan ketrampilan.
Tarbiyah
Secara bahasa, tarbiyah merupakan bentuk masdar dari
kata rabba-yurabbi-tarbiyyatan, yang berarti pendidikan. Sedangkan menurut
istilah kata tarbiyah merupakan tindakan mengasuh, mendidik dan memelihara.
Ta’dib
Secara bahasa, ta’dib merupakan bentuk masdar dari
kata addaba-yuaddibu-ta’diban, yang berarti mengajarkan sopan santun. Sedangkan
menurut istilah ta’dib dapat diartikan sebagai proses mendidik yang memfokuskan
kepada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti pelajar.
Dari definisi ketiga istilah di atas terlihat dengan
jelas bahwa antara istilah ta’lim, tarbiyah dan ta’dib masing-masing memiliki
perbedaan.
Memahami konsep Ta’lim, Tarbiyah dan Ta’dib
Untuk memahami terhadap konsep Ta’lim, Tarbiyah dan
ta’dib, dapat dilihat dari beberapa uraian dan penjelasan para pakar atau ahli
berikut ini:
Abdul Fattah Jalal, mendefinisikan ta’lim sebagai
proses pemberian pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, penanaman
amanah, sehingga diri manusia itu menjadi suci atau bersih dari segala
kotoran dan menjadikan diri manusia itu berada dalam suatu kondisi yang
memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta mempelajari segala apa yang
bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya.
Menurut definisi ini, ta’lim mencakup aspek-aspek
pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan seseorang dalam hidupnya serta
pedoman perilaku yang baik, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. yunus ayat 5.
“ Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan
bercahaya dan ditetapkannya manzilah-manzilah (ketempat-tempat) bagi perjalanan
bulan itu supaya kamu mengerti bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah
tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui”.
Selain itu menurut definisi ini juga, ta’lim merupakan
suatu proses yang terus menerus di usahakan manusia semenjak dilahirkan. Sebab
manusia dilahirkan tidak mengetahui sesuatu apapun, sebagaimana firman Allah
dalam surat An-nahl ayat 78:
“dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur”.
Menurut Muhammad Jamaludin al-Qosimi, bahwa
at-tarbiyah ialah proses penyampaian sesuatu batas kesempurnaan yang dilakukan
secara tahap demi tahap. Sebaliknya menurut Al-Asfahani at-tarbiyah adalah
proses menumbuhkan sesuatu bertahap yang dilakukan sedikit sesuai pada batas
kesempurnaan.
Menurut pengertian di atas, kata tarbiyah diperuntukan
khusus bagi manusia yang mempunyai potensi rohani, sedangkan pengertian tarbiyah
yang dikaitkan dengan alam raya mempunyai arti pemeliharaan dan memenuhi segala
yang dibutuhkan serta menjaga sebab-sebab eksistensinya.
Menurut Sayed Muhammad An-Naquib Al-Attas, kata
at-ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur
ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu
dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing kearah pengenalan
dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan dalam tatanan wujud dan
keberadaannya.
Dalam definisi ini, ta’dib mencakup unsur-unsur
pengetahuan (ilmu), pengajaran (at-ta’lim), dan pengasuhan yang baik
(at-tarbiyah). Oleh sebab itu menurut Sayed Muhammad An-Naquib Al-Attas, tidak
perlu mengacu pada konsep pendidikan dalam Islam sebagai tarbiyah, ta’lim, dan
ta’dib sekaligus. Karena ta’dib adalah istilah yangpaling tepat dan cermat
untuk menunjukan dalam arti Islam.
Analisis Perbandingan anatara konsep Ta’lim, Tarbiyah dan ta’dib
Istilah Ta’lim, Tarbiyah dan ta’dib
setelah dijelaskan dapatlah diambil suatu analisa. Jika ditinjau dari segi
penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu dengan lainnya, namun apabila
dilihat dari unsur kandungannya, terdapat keterkaitan kandungannya yang saling
mengikat satu sama lain yakni dalam hal memelihara dan mendidik anak.
Dalam ta’lim, titik tekannya adalah pada
penyampaian ilmu pengetahuan yang benar, pemahaman, pengertian, tanggungjawab
dan penanaman amanah kepada anak. Oleh karena itu ta’lim disini mencakup
aspek-aspek pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan seseorang dalam
hidupnya dan pedoman perilaku yang baik.
Sedangkan pada tarbiyah, titik tekannya
adalah difokuskan pada bimbingan anak supaya berdaya (punya potensi) dan tumbuh
kelengkapan dasarnya serta dapat berkembang secara sempurna. Yaitu pengembangan
ilmu dalam diri manusia dan pemupukan akhlak yakni pengamalan ilmu yang benar
dalam mendidik pribadi.
Adapun ta’dib, titik tekannya adalah
pada penguasaan ilmu yang benar dalam diri seseorang agar menghasilkan
kemantapan amal dan tingkah laku yang baik.
Dengan pemaparan ketiga konsep
di atas, maka terlihatlah bahwa konsep Ta’lim, Tarbiyah dan ta’dib dapat
digunakan secara bersama-sama untuk pendidikan Islam. Hanya saja proses ta’lim
lebih luas jangkauannya dan lebih umum sifatnya dibandingkan dengan proses
tarbiyah yakni mencangkup fase bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa. Sedangkan
tarbiyah itu khusus pendidikan dan pengajaran fase bayi dan anak-anak.
Penonjolan kualitatif pada konsep tarbiyah adalah rahmah (kasih sayang) dan
bukannya ilmu (pengetahuan). Sementara dalam proses ta’dib pengetahuan lebih
diutamakan dari pada kasih sayang. Oleh karena itu mua’lim dan mua’ddib adalah
orang yang mendidik, mengajar anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
0 comments:
Post a Comment